Sampai di tahun sekitar 1970 an masih ada tradisi PALI ( PANTANGAN) DI KALIMANTAN TENGAH untuk seorang perempuan yang akan menikah.
Secara tradisi sebulan sebelum hari H ,mulailah dengan TRADISI PALI (pantangan), perempuannya DIPINGIT tidak boleh keluar rumah dan tidak boleh bertemu dengan calon suami , kalaupun bertemu hanya sebentar beberapa saat saja karena urusan sangat penting setelah itu disuruh pulang….. tidak boleh bertemu lama.Walaupun dengan berbagai alasan,…. kadang-kadang pura-pura mengantar barang lah, ada yang ketinggalan lah…..padahal karena sangat ingin bertemu muka dengan calon istri , yah hanya diijinkan sebentar.Itupun dengan ledekan-ledekan supaya cepat pulang…….alhasil pulanglah ngeloyor dengan tersipu.
Alasan tidak boleh bertemu dengan calon suami adalah supaya suami nanti terkejut dan kagum saat bertemu dan melihat istrinya yang cantik jelita bak bidadari sebagai ratu sehari.
Ada juga cerita lucu ……Setelah menikah pengantin selama seminggu tidak boleh keluar rumah, katanya PALI juga alasannya, pengantin baru lagi berbau wangi sehingga gamapng terkena hal yang tidak diinginkan , bisa terjadi celaka ,dll……Padahal di Bioskop Panala lagi top nya film Emilia contessa, Eva Arnas, David Chiang, Shang Kuang Lin Fung ,dll …….yah sudah jadi suami pun masih tidak diijinkan keluar rumah……apa boleh buat karena banyaknya pali ,gak ada kerjaan lain ya ngobrol ,main petak umpet atau sembunyi-sembunyian ….. dengar cerita SANSANA atau mendengar para tetua bercerita zaman tempo dulu, ya cerita kehebatan mereka berburu/MANDUP BAWUI ,KERAHAU , sambulut burung Punei , cerita lari menghindari hantu/ taluh , seni membakar hutan ladang berpindah , menyembunyikan perawan ,yang menakutkan sehingga semua anak-anak tidur bergerombol karena takut.dll
Perempuannya karena masih malu-malu dengan suami……..ya sabar menunggu.
Pantang/pali orang tua sebelum hari H jangan keluar rumah paling tidak seminggu sebelum tanggal pernikahan itu memang betul, karena pernah dua kali terjadi kecelakaan menjelang dua hari sebelum pesta , padahal undangan sudah beredar dan makanan sudah disiapkan…… tetapi pengantninya tidak ada dipelaminan karena kedua-duanya diberkati di Rumah sakit karena cedera.
.PALI ketiga yaitu seluruh sanak keluarga yang remaja ikut tidur dikamar pengantin selama tiga hari……..alhasil kurang tidur becanda terus sampai larut malam menjelang pagi …. Mungkin pengantin berpikir mereka ikut rame-rame karena jarang ketemu. . Semua pali tidak diberi tahu sebelumnya sehingga pengantin terkaget-kaget….. kenapa orang banyak masuk tidur dikamar pengantin. Dalam hati berpikir :”…mmm…ohh mungkin mereka diluar kepenuhan ,atau bercanda sebentar di kamar pengantin …” Tunggu punya tunggu eh tambah banyak dan ….. bercanda terus malah sebagian sudah mulai ngorok sampai menjelang pagi..
Besoknya begitu lagi apa boleh buat terpaksa harus menurut kata orang tua, tidak berani protes .
Pali keempat tidak boleh keluar rumah .DIPINGIT….Selama sebulan persiapan kerjanya hanya BEKASAI SIANG MALAM/ berbedak basah , dengan KASAI BISA/ bedak basah dari bahan beras dicampur bunga melati dan bunga kenanga.
Ritual mandi lulur campur asam jawa + bubuk beras ketan ( CANGKARUK) yang dibuat sendiri dua kali sehari saat mandi rutin dilaksanakan.Mandi air bunga yang sudah direndam selama semalam…….memang sangat wangi dan segar.Mungkin sama dengan SPA , bedanya hanya tidak mandi rempah/rendam karena belum ada bath tub.Jadi langsung disiram.
Mandi uap dengan ramuan dayak, dimana tubuh sudah diolesi dengan BEBOREH DAN BABANYUN dari ramuan Arab DICAMPUR DENGAN KUNING TELOR lalu diborehkan keseluruh tubuh , kemudian duduk beruap.
Para tetua perempuan ikut mengatur mandi uap atau BAKATIMBUN. Rempah mandi uap yaitu akar wangi, serai wngi, kulit mesoye, daun pandan , temugiring, bunga melati, kenanga.
Semua direbus sampai mendidih, panas-panas panci di letakan dibawah kursi , duduk kemudian tubuh ditutup tikar danau dan kain batik, sampai berkeringat.
Maksud pingitan disini agar pengantin badannya tidak terkena panas matahari sehingga membuat kulitnya hitam, sehingga perlu dirawat, lebih bagus kulitnya, berbau wangi, dan pada saat pesta fisiknya sudh siap lahir batin
Para Tetua bergantian mengerik bulu anak yang ada pada wajah, alis dan tengkuk calon pengantin, dengan maksud agar setelah diris wajahnya jadi berubah .Biasanya orang tua minta disediakan PADUDUK . Paduduk adalah satu bokor kuningan yang telah diisi beras, kelapa , gula merah, jarum, benang, telur ayam, dan uang secukupnya. Seperangkat paduduk itu adalah syarat untuk mengerik dan diberikan untuk semacam ucapan terimaksih untuk tetua yang mengerik pengantin.
Pali yang lain yaitu dilarang makan makanan yang banyak mengandung minyak dan santan.Ini dimaksudkan supaya pasangan pengantin bisa menikmati karunia Tuhan dengan cinta yang murni dan siap untuk memberi keturunan.
Mungkinkah Tradisi Pali ini bisa diambil kembali oleh generasi muda sebagian untuk lebih menikmati sakralnya suatu LEMBAGA PERKAWINAN, sehingga orang tidak dengan mudah untuk menghancurkannya kembali perjanjian/akad nikah yang pernah diucapkan sehidup semati .
0 komentar:
Post a Comment
Jangan lupa komentarnya...