Kebudayaan di Indonesia memang beraneka
ragam. Benarlah jika Bhineka Tunggal Ika, dijadikan semboyan bangsa
Indonesia yang kaya akan pesona budayanya. Salah satunya adalah Suku
Dayak.
Jika Amerika Serikat
memiliki suku Indian yang ternama itu, Indonesia juga tak kalah. Negara
ini memiliki berbagai macam suku dan adat istiadat yang menarik untuk
ditelisik.
Foto: Nizar Kauzar |
Salah satunya adalah
Suku Dayak. Suku asli Kalimantan ini bisa dibilang sebagai Indian nya
Indonesia. Perbandingan memang tak berdasar. Namun, sebagian masyarakat
kerap membandingkan Dayak dan Indian yang berada jauh di sana.
Mungkin karena awalnya
suku Dayak memiliki keunikan dalam pakaian adat. Lalu berkembang
kemudian soal rumah tinggal, adat istiadat, sistem sosial, dan kebiasaan
yang mereka lakukan sehari-hari. Namun, seiring perkembangan zaman,
kebudayaan Dayak juga mengalami pergeseran.
Foto: Nizar Kauzar |
Salah
satu dusun suku Dayak terdapat di Nanga Nyabo, tepatnya di Kapuas Hulu.
Pada zaman dahulu, di sini masih lengket dengan kebudayaan asli, dari
rumah tinggal, perilaku,hukum adat hingga busana sehari-hari.
Kini,
daerah di sini hampir sama dengan daerah lainnya di pulau Kalimantan.
Mungkin hukum adat masih berlaku di sana. Tetapi, soal pakaian
tradisional yang dulunya dikenakan sehari-hari, kini telah berubah.
Foto: Nizar Kauzar |
Lihat
saja, anak-anak Dayak yang tinggal di Nanga Nyabo, tak ubahnya seperti
bocah zaman sekarang, yang mengenakan pakaian biasa.
Yang unik adalah, mereka masih tinggal di rumah Betang. Rumah Betang merupakan rumah adat asli suku Dayak.
Rumah
Betang tak jauh berbeda dengan Rumah Panggung. Dasar rumah dibuat dari
kayu atau bambu. Bentuk rumah memanjang, dengan bagian depan yang dibuat
bertingkat.
Rumah Betang terlihat
berupa bangunan tinggi dari permukaan tanah. Konon, hal ini dimaksudkan
untuk menghindari hal-hal yang meresahkan para penghuni, seperti
menghindari musuh yang dapat datang tiba-tiba, binatang buas, ataupun
banjir yang terkadang melanda.
Sebuah
rumah Betang bisa ditinggali oleh beberapa keluarga. Karena struktur
bangunan yang memanjang dan luas. Namun, banyak juga dari mereka yang
memilih untuk tinggal sekeluarga saja.
Foto: Nizar Kauzar |
Mata
pencaharian Suku Dayak kebanyakan adalah nelayan dan petani. Karena
tempat ini dekat dengan Sungai Kapuas dan juga perkebunan.
Inilah
Suku Dayak masa kini. Sedikit demi sedikit mereka mulai meninggalkan
mitos-mitos yang dulu sempat ada di masa lalu. Tetapi di balik kehidupan
modern, masyarakat Suku Dayak tetap memegang teguh adat-istiadat
mereka, tentunya dengan perkembangan yang positif di masa kini.
Kelompok Suku Dayak, terbagi dalam sub-sub suku yang kurang lebih jumlahnya 405 sub (menurut J. U. Lontaan, 1975). Masing-masing sub suku Dayak di pulau Kalimantan mempunyai adat istiadat dan budaya yang mirip, merujuk kepada sosiologi kemasyarakatannya dan perbedaan adat istiadat, budaya, maupun bahasa yang khas. Masa lalu masyarakat yang kini disebut suku Dayak, mendiami daerah pesisir pantai dan sungai-sungai di tiap-tiap pemukiman mereka.
Etnis Dayak Kalimantan menurut seorang antropologi J.U. Lontaan, 1975 dalam Bukunya Hukum Adat dan Adat Istiadat Kalimantan Barat, terdiri dari 6 suku besar dan 405 sub suku kecil, yang menyebar di seluruh Kalimantan.
Nice Info....
ReplyDeletekeponakan pada masuk blog yach :D :D
tq
ReplyDelete